ANTARA
SAHABAT DAN CINTA
Awalnya Biasa
Sahabat adalah mereka
yang mampu membuat hal sederhana menjadi sesuatu yang membuatku bahagia, namun
kebahagiaan itu tidak akan permanen sebab adakalanya semua itu menjadi pudar, tak
adalagi kisah antara Aku dan Mereka. Aku hanyalah orang biasa yang tak mengerti
apa itu SAHABAT dan apa itu CINTA hingga suatu hari ketika aku duduk di bangku
SD
“April kamu duduk dengan Sam” Bujuk Ibu Darningsing
guru kesayanganku
“Hah? kok sama dia sih bu? Ahh engga ah mending sama
Achmad aja” Tolakku
“Ehh jangan membantah cepat kamu sebangku dengan
Sam” bentak Ibu
“Iya bu saya minta maaf” bujukku
Akhirnya Aku duduk dengan Sam karena paksaan dari
guruku.
“Ehhh Azmi kamu duduk dekat Aku emang kamu sebangku
sama siapa?” Tanyaku
“Iya nih sama Achmad” jawabnya
“Cie beruntung banget kamu sama dia”
“Ah engga biasa aja”
“Hmm yaudah deh gimana kamu aja”
Seiring berjalannya waktu Aku dan azmi menjadi teman
dekat dan kita selalu pulang bareng
“Eh mi mau curhat dong?” ungkapku
“Oh iya curhat aja”
“Aku tuh sebenernya lagi suka ke cowo”
“Wah siapa tuh?”
“Tapi jangan bilang bilang ya”
“Iya iya tenang aja, siapa Pril?”
“Yang sebangku sama kamu mi”
“Achmad maksud kamu Pril?”
“Iya hehehe” jawabku tersipu malu
“Hah? Yang benar aja Pril dia kan orangnya teledor
ah engga banget deh”
“Ihh tapi dia baik mi apalagi senyumnya ituloh”
“Hahaha terserah kamu aja deh aku doain kamu biar
kamu jadi sama dia”
“Hahaha apaan sih kita kan masih SD kok bicarain
pacar mending belajar dulu ajah” ungkapku
“Iya juga sih apaan pacaran mending kita sahabatan
aja yu?” Ajak azmi
“Oh iya yu bentar bentar namaku April dan kamu Azmi
kalo disingkat jadi AZRIL haha lucukan?”
“Haha iya tuh bagus dan sekarang tgl 14 Febuari pas
banget sama Valentine”
“Aku baru nyadar yah haha”
“Yaudah deh aku pulang dulu ya Pril”
“Iya iya dahhhhhh”
*Keesokan harinya setiap sekolah Aku dan Azmi terus
bersama dan bercanda canda
“Ehh mi mi liat deh si Achmad dia ganteng banget
yahh”
“Ahhhh apaan sih engga ah.. eh tapi kan dia tipe
kamu yah jadi kamu suka tapi dia ituh bukan tipe aku tipe aku itu kaya Herdis”
“Acieee jadi kamu ke Herdis nih”
“Hahahaha apaan sih malu tau”
“Hahaha yaudah deh terserah kamu aku do’a in yah
kamu bisa sama Herdis” ejek ku
“Hahahaha iya iya”
“Eh denger deh udah bel pulang nih!”
“yaudah kita pulang aja yu?” ajak Azmi
“Iya ayoo.. hmm liat deh pril disana ada Achmad ayo
kita samperin Pril”
“Hmm ayo ayo!”
“Eh Mad kita bareng aja yu? Lagian searah kan?” ajak
Azmi
“Ayo ayooo” jawab
Achmad
“Eh Mad tau ga sih ternyata di kelas kita ada yang
suka loh ke Kamu” Sahut Azmi
“ Wah yang bener mi?” tanya Achmad
“Iya beneran mad..”
“Ah aku ga percaya yang bener aja emang siapa orang
nya?” tanya Achmad penasaran
“Iya beneran ahaha siapa aja boleh”
“Kasih tau dong “
“Hahaha ada ajah”
“Ihhh kamu yah!.. pokoknya nanti Aku sms Kamu dan Aku
mau tau siapa orang yang suka Aku” ungkap Achmad
“Yaudeh siapa takut”
“Yaudah mi Aku duluan yah”
“Iya iya gih sana” jawab Azmi sambil tertawa
Saat mereka ngobrol berbua Aku ga ikut ikutan Aku
Cuma diam dan jalan di belakang mereka dan Aku berfikir mungkin Azmi mau
comblangin Aku deh jadi Aku ga ikut ikutan nimbrung
“Ayooo Pril”Ajak Azmi
“Iya ayo” sahutku
“Yaudah aku masuk rumah dulu, kamu hati hati di
jalan pril”
“Iya iya dahhhh”
Seperti biasa kerjaan kami saat di sekolah yaaa
menggosip karena apalagi coba kerjaan cewe selain ngobrolin orang atau cowo
“Eh pril ternyata bener kata kamu Achmad itu baik”
ungkap Azmi
“Ehh iya dong omongan aku kan ga pernah salah”
kataku
“Ahahaha eh kamu suka smssan ga sama dia Pril?”
“Hmmm ga pernah ahhh malu”
“Yaelahhh kok malah malu sih rame tau smssan sama
dia”
“Wah jadi kamu smssan sama dia?”
“Iya nih aku smssan sama Achmad”
“Ohh gitu ya” kataku
“Iyaaaaa”
“Yeyyyyy pasti Azmi
mau comblangin gue nih” kataku dalam hati
“Bentar bentar ada sms dari Achmad nih”
“Wah? Apa katanya”
“Hai mi lagi apa” pesan dari Achmad yang tertulis di
hp Azmi
“Iiiii jadi pengen smssan sama dia, pengen dong no
hp nya”
“Maaf Pril pas aku minta no Achmad kata Achmad no
nya ini jangan di kasih ke siapa siapa”
“Oh gitu yah yaudah deh gapapa” unkapku menunduk
Setelah itu aku lebih banyak diam dirumah dan
memikirkan semuanya ehh bentar bentar deh ada sms dari Desi temen sekelas ku
yang lumayan deket juga sih, kita deket semenjak Azmi deket sama Achmad sebab
semenjak Azmi dekat dengan Achmad Azmi lebih banyak menghabiskan waktu di
bangkunya dengan Achmad dan aku memutuskan untuk bersama Desi.
“Pril kamu sadar ga sih kamu nih di tikung sama
Azmi” Sahut Desi dalam pesannya
“Bilang apaan sih kamu Des” Sewot ku
“Nihh ya udah jelas jelas Azmi tau kalo kamu itu
suka ke Achmad ehh dia malah jadian sama
Achmad!” Pesan Desi
“Apah? Jangan suka becanda deh Azmi kan sahabat aku
mana mungkin Azmi gitu”
“Liat aja di Facebook mereka udah jadian dari 2 hari
yang lalu”
“bentar aku liat Fb dulu”
“Iyaaa yang kuat ya Pril kamu jangan nangis lohh”
kata Desi
“Iyaaaaa iyaaaaaa” jwbku
Dan ternyataaaaaaaaaa benar apa yang dikatakan Desi
di Facebook ada kalimat
“Achmad ditandai peristiwa penting oleh Azmi. Azmi
berpacaran dengan Achmad” kalimat di Facebook
Omaygatttttttt apa ini! Apa yang harus aku lakukan
haruskah aku marah pada diriku sendiri ataukah aku harus marah pada takdir
ini!!! Sahabat ku yang aku percaya menjadi orang pertama yang aku beritau aku
suka pada Achmad dan aku kira Azmi akan comblangi aku ehhh ternyata Azmi
sendiri yang jadian dengan Achmad.. Omaygattttttttttt haruskah persahabatanku
hancur hanya karena seorang laki laki? Ataukah aku harus menerima semua ini dan
bersikap seolah olah tak terjadi apa apa?
Sungguh ini berat untukku Tuhannnn bantu aku apa
yang harus aku lakukan aku menyayangi keduanya.. aku tak bisa berbicara apa apa
hanyalah jeritan bibirku ini dan tetesan air mataku ini yang bisa aku lakukan..
Untuk kedua kalinya
Semenjak Kejadian itu Aku lebih banyak murung dan
saat ini aku duduk di kelas 6 SD dan aku akan masuk SMP aku hanya berharap
ketika aku mendapatkan sahabat yang benar benar mau menjaga hatiku dan aku
memutuskan untuk masuk ke SMP yang berbeda dengan Azmi bukannya aku dendam atau
marah padanya aku hanya bingung ketika bertemu dengannya haruskah aku bersikap
seolah lah tidak ada apa apa setelah dia menikungku? Aku tidak bisa seperti itu
maka dari itu aku memutuskan untuk berbeda sekolah. Dan di sekolah baruku ini
aku bertemu dengan banyak teman namun aku masih sangat berhati hati ketika aaku
meilih teman sebab hatiku masih terluka dengan sikap Azmi kepada ku
“Hai nama kamu siapa namuku Imey dan ini sahabatku
Gina” sapa teman baru ku sambil menyodorkan tangannya
“Hai juga namaku April, eh kalian udah lama yah
bersahabat?”
“Iya nih kita udah bersahabat dari SD dan kita gamau
terpisahkan itu sebabnya aku memutuskan untuk masuk ke sekolah yang sama” Jawab
Imey dengan wajah bangga
“Eh sahabat kamu ga sekolah kesini” tanya Gina
“Omaygatttttt itu pertanyaan atau samurai sih? kok
nusuk banget ke hati.. hmmm apa yang harus aku jawab? Apakah aku masih punya
sahabat? Bila aku menganggapnya sahabat! Akankah dia menganggapku sahabat?”
kataku dalam hati
“Hey kok kamu malah melamun sih?” ucap Gina
mengagetkanku
“Hmmm Azmiiiiiiiii” ucapku terkejut
“Hah? Siapa Azmi? Dia sahabat kamu yah? Tanya Imey
“Azmi? Kok kalian bisa tau nama sahabatku Azmi?”
“Yaelah kamu ini kenapa sih? Orang kamu sendiri yang
bilang Azmi!” Ungkap Gina
“Masa sih?” tanyaku dengan kerutan di dahi
“Iya pril tadi kamu bilang Azmi dan sepertinya kamu
sedangan rindu padanya? Dimana dia?” kata Imey
“yaaa begitulah dia sekolah di SMP2”
“oh jadi kalian pisah nih? Tapi kalo kita jadi
kalian kita gaakan berhenti kontekan karena menurut kita sahabat itu sangat
berarti sebab tak adalagi orang yang bisa di ajak curhat selain sahabat sebab
sahabat akan selalu ada di saat kita sedih maupun senang, bener ga Gin?” Ungkap
Imey
“Iya dongggg kita kan sahabat sejati gitu lohhhhhh”
jwb Gina
“Hmmm iya iyaaaa kalian serasi banget deh aku iri
sama kalian” kataku dengan nada sedih
“gimana dengan sahabatmu?” tanya gina
“hmmm sahabatku juga baik banget dia juga suka mengerti
apa yang aku inginkan dan dia selalu ada disaat aku sedih ataupun senag tapi
kami terpaksa bepisah karena dia di paksa oleh orangtuanya untuk bersekolah
disana”
“Oh gitu ya yang sabar ya”
“ehh pulang yu kita udah keasikan ngobrol liat deh
sekolah ini udah sepi banget” ajak Gina
“Oh iya ayoooo aku pulang naik angkot tapi ada yang
mau aku beli dulu di Citapen” Kataku
“Oh iya ayooo kita anter” ucap Imey
“Yang bener nih?” tanyaku berseri seri
“Ya beneranlah kita kan gaakan pernah ngebiarin
sahabat kita sendiri” jwb Gina tersenyum
“Apah sahabat? Omaygat kata kata itu seolah
membangkitkanku di dalam kegelapanku sepertinya aku telah menemukan cahaya
terang yang bisa membuat aku keluar dari kegelapan ini” perasaanku
“hehehe ayoooo”
Ketika di tengan perjalanan aku melihat Azmi di
bonceng oleh Achmad dan Azmi melambaikan tangannya ke arahku seolah lah tak
terjadi apa apa dan ketika itu aku melihat Azmi dan Achmad sangat ceria
“Hey kok kamu cengeng sih? Ada apa?”tanya Gina
“hmmm engga engga” ucapku
“yang bener kamu kenapa Pril setelah cewe tadi
melambaikan tangannya dengan senyumannya kamu langsung menangis” tanya Imey
mendesak
“bener kok dia itu sahabatku yang tadi aku ceritakan
namanya Azmi aku nangis karena aku bahagia liat sahabatku bahagia kalian
sendiri lihatkan Azmi bahagia dengan cowok itu” jawabku sendu
“Oh gitu ya yaudahdeh kita lanjutin aja yu? Katanya
kamu mau beli sesuatu?” ajak Gina
“Ga jadi ah aku mau langsung pulang aja yah maafin
aku aku duluan yah”
“Oh iya hati hati ya” jwb mereka berdua
Saat di perjalanan aku hanya bisa memikirkan semua
ini sungguh hari ini adalah hari campuran sebab aku bertemu dengan sahabat
baruku yang membuat ku kembali ceria namun saat itupun aku merasa lemah saat
kedua orang yang aku sayang di masa lalu sedang bahagia di hadapanku tanpa ada
rasa bersalah di mata keduanya. Tapi aku tidak mau terus menerus bergelut
dengan masalalu dan saat ini aku hanya ingin fokus dengan sahabat baruku
Tak terasa hari hari yang kita jalani bersama
semakin lama semakin cepat hingga sampai pada akhirnya aku denkat dengan adik
kelasku yang bernama Akbar dan dia sangat sopan walaupun aga sedikit culun sih
tapi aku sangat suka padanya namun aku belum berani untuk berbicara pada kedua
sahabatku sebab aku masih trauma di masalalu ..
“Hai teh?” Sapa Akbar
“Eh hai Akbar kamu mau pulang?” tanyaku tersenyum
“Iya nih pulang bareng yu?” ajaknya
“hmmm Ayoo ayoo tapi aku mau pamit dulu ke sahabatku
yah”
“Oh iya aku nunggu tth di gerbang yah”
“Iyah”
Aku pun menemui mereka
“hai guys aku pulannya ga bareng kalian yah? Dahhh
aku duluan yah”
“hmmmm yaudah dehhh dahhhh” jwb Gina
“Hati hatiiii” ungkap Imey
“Iyaaaaaaaaaaaaaaaaa iyaaaaaaaaaa” kataku tertawa
Sesampainya di rumah aku kepikiran Akbar namun
disisi lain ketika aku ingin curhat pada sahabatku aku masih ketaakutan untuk
semua itu tapi aku memutuskan untuk memberanikan diri untuk berbicara pada
sahabatku di sekolah nanti
“Haiii guys aku mau cerita nih?” kataku
“Cerita apa? Ayooooo cepet penasaran nih” ucap Gina
“Yaelah kepo banget sih kamu gin hahaha”kataku
tersenyum
“emg apa yang mau kamu bicarain pril?” tanya Imey
sahabatku yang paling pendiam
“Aku tuh lagi punya gebetan nih tapi aku takut dia
PHPin aku guys”
“siapa dia mana ak minta no hp nya biar aku ajak dia
ngobrol” pinta Gina
“namanya Akbar dia adik kelas kita, kamu tau ga?”
“ohhh Akbar, ihhhh apaan sih dia kan cowo culun
pril?” kata Gina
“yaaaa tapi kan dia baik Gin” bela ku
“yaudin deh mana no nya aku minta?” pinta Gina untuk
ke2 kalinya
“Buat apa ahh gamau nanti kamu bilang yang engga
engga lagi” ucapku
Tapi hpku di rebut oleh Gina dan Gina memaksa buat
minta no Akbar kalo dia bukan sahabatku tentu aku gaakan sesabar ini
“yeyeye aku dapet haha tunggu aja pril kamu pasti
jadian sama Akbar” sahut Gina
“hmmm terserah kamu deh Gin” ucapku dengan nada kesal
Ketika itu hp ku
bergetar dan ternyata ada 1 pesan dari Akbar
“hai tehsyng lagi ngapain? Boleh aku telpon teteh?” katanya
Omaygattttttttt sms itu buat aku ngefly banget dan
aku gatau harus bales apa tpi tiba tiba Gina ngerebut hpku dan membacannya di
hadapan Imey
“Cieeee ada yang mau jadi nih? Kiwww kiwww kiwww
yaudin jawab aja pril kalo kamu mau di telpon” ucap Gina
“Iya pril angkat aja siapa tau pentang” kata Imey
“Iya iya deh bentar”
Aku pun memutuskan untuk telponan dengan Akbar
“Assalamua’alaikum teh” Sapa Akbar
“Wa’alaikumsallam, ada apa de?” jwbku
“engga hehe cuma mau sapa teteh aja teh”
“aehahaha dasar ahh ademah”
“Yaudah teh
aku tutup dulu yah takutnya ganggu teteh mending smssan aja ya teh”
“oh iya iya, Assalamu’alaikum”
“Wa’alaikumsallam”
Sejuk banget deh hati ini ngedenger suara Akbar
tapiii aku juga malu soalnya dari tadi sahabat sahabatku yan g kepo ini
ternyata nguping pembicaraanku
“cieeee.. ehh gimana kalo kita adain perjanjian
121212 ? di tanggal 121212 itu kan tanggal anniv persahabatn kita yang ke 2
tahun?” usul Gina
“hmmm isinya apa gin?” tanya Imey
“Gini loh gin di tanggal 121212 ini kita harus punya
pacar gimana? Dan sekarang ini tgl12 November dan kita Cuma punya waktu 1 bulan
untuk cari pacar” ungkap Gina
“Ahahaha yang bener aja? Tapi seru juga sihhh
ayoooo” jwbku
“ayoo siapa takut” ujar Imey
Semenjak kejadian itu aku selalu kepikir Akbar
karena aku mau Akbar jadi pacarku di tgl 121212 ini tapi disisi lain ternyata
Akbar Cuma ngasih harapan palsu dia bilang kalo dia sayang sama aku tapi dia
gamau punya pacar dulu tapi dia Cuma mau selalu ada di samping aku, aku
yaelahhh sakit banget ni hati tapi bahagia juga sih dikit dan untungnya aku
punya temen deket namanya Irwan dia adalah ketua di salahsatu Organisasi yang
aku ikuti hmmm lumayan nyaman juga sih
kalo aku deket dia sampai pada akhirnya aku di tembak sama Irwan di tgl 121212
yaaa meskipun hati ini masih milik Akbar tapi apa boleh buat ini tgl 121212
jadi aku harus punya Pacar... sampai pada akhirnya kita membcarakan nama pacar
masing masing
“Lohaaaaaa udeh siap?, eh bentar deh kamu kenapa gin
kok keliatannya bersalah gitu?” kataku
“Gpp kok, nama pacar kalian?” tanya Gina
“nama pacarku Hasby” Kata Imey
“Nama pacarku Irwan, dan kamu?” kataku
“hmmm sebelumnya aku minta maaf yah” ujar Gina
dengan rasa bersalah
“Sebenernya aku dan Akbar itu suka kontekan pril dan
aku ngerasa nyaman banget sama Akbar dan aku memutuskan buat nembak dia dan
ternyata akbar nerima aku!” ucap Gina
“Apa? Jadi kamu jadian sama Akbar?” ucapku dengan
nada sedih
“Iya pril maafin aku yah? Lagian kan kamu punya
Irwan sekarang?” rayu Gina
“Kok kamu nikung sih gin? Udah jelas jelas April inj
sayang banget ke Akbar dan kamu malah nembak dia ihhh cewe apaan sih kamu dasar
penghianat!” ucap Imey marah
“udah udah kok kalian marah berantem yaudah gapapa,
aku ke toilet dulu yah” ucapku
“tuhh kan kamu denger sendiri April juga gpp kok
kamu sewot sendiri sih?” kata Gina
“ishhhh tapi kamu nikung temen kamu sendiri emg kamu
ga punya rasa bersalah sedikitpun apa?” jelas Imey
Di lain sisi aku hanya bisa menangis untuk semua ini
tapi haruskah aku marah padanya?
Ataukah aku harus marah pada sahabatku? Sungguh ini
sudah ke2 kalia aku di khianati!
Sebenarnya siapa yang salah? Aku atau takdirku..
Beberapa saat kemudianAkbar sms aku
“slmt siang tthsyng” pesannya
“hah? Tth sayang? Kamu kan udah jadian sama Gina?”
balas ku
“apa? Jadian? Engga teh mana mungkin aku jadian sama
teh Gina dia kan sahabat tth sendiri mana mungkin aku sama teh Gina jadia yang
bener aja” pesan Akbar
Astagfirullah sebenarnya siapa yang harus aku
percaya? Sahabatku yang mengatakan bahwa dia pacaran dengan Akbar atau mungkin
Akbar yang mengatakan bahwa dia tidak pernah jadian Gina aku bingunggggg tapi
di lain sisi aku merasa egois karena aku menginginkan keduanya.
“Eh Mey hari ini aku mau ketemuan nih sama Irwan
kamu mau ga nganter aku ke alun alun?”
ajak ku
“hah? Malu ah” jwb Imey
“engga ko sebentar doang aku Cuma mau tukeran kartu
doang” rayu ku
“hmmmm yaudah deh”
Kami pun pergi ke Alun-alun untuk menemui Irwan namun
sesampainya di alun-alun Irwan terlihat sedang buru buru jadi kami bertemu
hanya untuk tukeran kartu setelah 2 minggu aku pake kartu Irwan dan aku
menemukan banyak keganjilan di kartunya ini aku memutuskan untuk membawa
kembali kartu ku dan aku meminta ke Imey untuk mengantarku lagi setelah aku
membawa kembali kartu ku dan aku smssan lagi dengan Akbar dan ternyata akbar
perhatian banget ke aku yaelahhhhhh Akbar ngebuat aku luluh untuk
keberapakalinya dan entang bagaimana awalnya hingga aku memutuskan untuk
berpisah dengan Irwan tapi aku merasa keputusanku ini karena aku masih sayang
Akbar.. namun setelah aku putus dengan Irwan aku tak menyangka ternyata
“April gimana nihh masa Irwan nembak aku?” Curhat
Imey
“hmmm itu sih terserah kamu mey kalo kamu emg suka
ke Irwan ya terima aja” Jwabku dengan tersenyum
“hmmm yaudah deh aku terima aja yah”
“hmmm terserah kamu sih”
Keesokan harinya kita kembali bersama sama daan aku
bersifat seolah tak terjadi apa apa
“Haiiii mey haiiii gin maaf yah aku telat tadi angkotnya
ga ada mulu nih” ucapku
“Oh iya iya gpp, untungnya tadi aku di anterin
kesininya” kata Imey
“iya nih dia kan di anter sama Irwan” sahut Gina
“Wah?” kataku terkejut
“e..eee..ee..engga kok pril” Ucap imey gugup dan
Imey langsung menarik Gina dan mereka berbicara berdua sementara aku di
tinggalkan namun aku mengikuti keduanya
“kamu apaan sih kenapa kamu bilang ke April kalo aku
di jemput sama Irwan” kata Imey
“yaaa emang bener kan kamu itu tidak jauh dariku
kita ini sama sama udah nikunngApril namun bedanya kamu ini secara halus
hahaha” bela Gina
“bicara apa sih kamu ini jangan samain aku sama kamu”
“alahhhh kamu sama aja sama aku, udah deh jangan
bohong kamu! Kamu juga sayang kan sama Irwan”
“Emang iya aku suka Irwan dari pertama kali aku
bertemu dan aku juga diam diam suka kontekan sama Irwan, lantas apa urusannya
sama kamu?” ungkap Imey
Setelah aku mendengarkan pembicaraan mereka di balik
pohon besar dan seolah pohon besar itu menjadi saksi betapa sakit dan aku tak
percaya mereka adalah sahabat yang aku banggakan dan mereka sahabat yang membuat
aku kuat serta mereka yang membantu ku keluar dari segala macam masalah,susah
senang kita lalui bersama aku dengan mereka seperti tangan dan mata yang ketika
tangan terluka mata menangis dan ketika mata menangis tangan mengusapnya
sungguh aku masih tak percaya, ini keduakalinya aku di perlakukan seperti ini
oleh sahabatku. Sungguh aku terjebak antara Sahabat dan Cinta.